Chief Technology Officer Sophos, Joe Levy memprediksi akan lebih banyak serangan ransomware terencana terjadi di tahun 2019.
Hasil riset “SophosLabs 2019 Threat Report”, pemuka global di industri keamanan jaringan dan endpoint itu menyebut bahwa kesuksesan serangan kelompok cracker ransomware SamSam (Ransom.Samsam), BitPaymer dan Dharma telah menginspirasi para penyerang untuk meniru.
“Penjahat-penjahat siber ini merupakan blasteran yang efektif dari penyerang tersembunyi dan pemasok kaki lima malware siap pakai yang menggunakan teknik membajak manual,” ungkap Joe dalam rilis kepada Gatra.com,
SamSam misalnya, dalam rilis resmi Syamntec menyebut bahwa kelompok ini diyakini bertanggungjawab dibalik serangan SamSam di Atlanta pada Maret lalu. Dimana ada banyak komputer terenkripsi dan mereka meminta tebusan nilai tinggi.
Joe menyebut bahwa tahun 2018 ini terlihat adanya kecenderungan dari serangan-serangan ransomware manual tepat sasaran terjadi. Aksi ini berbeda dari serangan gaya ‘spray and pray’ yang secara otomatis disebarkan melalui jutaan surel.
Serangan tersebut lebih merusak daripada virus yang disebarkan dari bot. Sebab penyerang manusia dapat menemukan dan mengintai korban. Juga mampu berpikir lateral, menganalisa masalah untuk mengatasi hambatan.
Hingga menghapus data cadangan sehingga tuntutan tebusan dengan taruhan besar harus dibayarkan. “Tren-tren tersebut diprediksi berdampak pada keamanan siber di tahun 2019,” ujarnya.
“Gaya serangan interaktif” ini, dimana para lawan secara manual mengatur siasat melalui sebuah jaringan secara perlahan, kini meningkat popularitasnya.